AUDY-
Free Image Hosting Photo Sharing Funny Pics
Wahai Allah Yang Maha Agung,
Ampunilah seluruh dosa kami
Tutupi dan hapuskan segala aib dan kesalahan kami
Dan berikan kepada kami kesanggupan untuk mengubah dan memperbaiki diri menjadi lebih baik
Kurniakanlah kepada kami akhlak yang mulia
…Peribadi yang indah dan terpelihar

Ya Allah,
Kurniakanlah kepada kami ketenangan hati,
kedamaian hati,
kebeningan dan kebersihan hati,
ketenteraman jiwa
kesegaran berfikir dan ingatan yang tajam

Usir dan buanglah segala kegelisihan, kekhawatiran, ketakutan, kecemasan dan kesedihan dalam hati dan jiwa kami.
Jadikan hati kami tenteram, tenang, dan damai dengan mengingat-Mu
Berharap dan bergantung hanya kepada-Mu

Wahai Pemilik dan Penguasa Segala Hati,
Kurniakanlah kepada kami hati yang bening dan bersih
Hati yang suci, tulus dan ikhlas.

Islam adalah agama tawazun



Tawazun adalah seimbang antara mengejar kepentingan dunia dan kebahagiaan akhirat. Prinsip ini Alloh ajarkan dalam doa :

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa Ya Rob Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka [albaqoroh : 201]

Allohpun dalam ayat lain mengajari kita untuk bersikap tawazun kepada keduanya :

وَابْتَغِ فِيْمَا ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ الأخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi [alqoshosh : 77]

Oleh karena itu rosululloh shollalllohu alaihi wasallam menegur 3 orang yang bersumpah untuk menyaingi ibadah beliau dengan cara shoum setiap harinya, sholat sepanjang malam tanpa tidur dan tidak menikah seumur hidupnya :

أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له، لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء؛ فمن رغب عن سنتي فليس مني متّفق عليه

Adapun demi Alloh aku adalah yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Alloh di antara kalian akan tetapi aku shoum dan berbuka, aku sholat malam dan menyempatkan tidur dan akupun menikahi wanita maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku ia bukan dari golonganku [muttafaq alaih]

Pada kesempatan lain rosululloh shollallohu alaihi wasallam membenarkan nasehat Salman Alfarisi kepada Abu Darda’ sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat

وعن أبي جحيفة وهب بن عبد اللَّه رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ قال: آخى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بين سلمان وأبي الدرداء، فزار سلمان أبا الدرداء فرأى أم الدرداء متبذلة فقال لها ما شأنك؟ قالت أخوك أبو الدرداء ليس له حاجة في الدنيا. فجاء أبو الدرداء فصنع له طعاماً فقال له كل فإني صائم قال ما أنا بآكل حتى نأكل فأكل، فلما كان الليل ذهب أبو الدرداء يقوم فقال نم فنام، ثم ذهب يقوم فقال له نم. فلما كان آخر الليل قال سلمان قم الآن. فصليا جميعا، فقال له سلمان: إن لربك عليك حقاً، وإن لنفسك عليك حقاً، لأهلك عليك حقاً، فأعط كل ذي حق حقه. فأتى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فذكر ذلك له، فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم صدق سلمان رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdulloh rodliyallohu anhu : nabi shollallohu alaihi wasallam mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda’. Pada suatu hari Salman berkunjung ke tempat Abu Darda’. Ia melihat Ummu Darda memakai pakaian yang kurang menarik. Iapun bertanya kepadanya : kenapa engkau seperti ini ? Ia berkata : saudaramu Abu Darda’ adalah manusia yang tidak membutuhkan dunia. Datanglah Abu darda, iapun membuatkan makanan untuk Salman. Ia berkata : silahkan makan ! maaf aku sedang shoum. Salman berkata : saya tidak akan makan hingga kita makan bersama. Akhirnya Abu Darda’ ikut makan. Tatkala malam tiba Abu Darda berdiri untuk sholat malam. Salman berkata : tidurlah ! iapun tidur. Lalu ia kembali bangun untuk sholat. Salman berkata kepadanya : tidurlah ! Ketika tiba akhir malam Salman berkata : sekarang bangunlah ! keduanyapun sholat malam bersama. Selanjutnya Salman berkata kepadanya : sesungguhnya untuk Robmu ada hak yang wajib atasmu untuk ditunaikan, sesungguhnya pada dirimu ada haknya yang wajib engkau tunaikan dan istrimu ada hak yang wajib engkau tunaikan maka berikanlah hak itu kepada haknya. Akhirnya Abu Darda datang kepada nabi shollallohu alaihi wasallam untuk menceritakan apa yang disampaikan oleh Salman maka beliau bersabda : apa yang disampaikan Salman adalah benar [HR Bukhori]

Dan riwayat di bawah ini kita bisa mengambil pelajaran betapa menangis dan tertawa, bercanda dan serius adalah sesuatu yang perlu ada pada setiap manusia

وعن أبي ربعي حنظلة بن الربيع الأسيدي الكاتب أحد كتاب رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال لقيني أبو بكر رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ فقال كيف أنت يا حنظلة قلت نافق حنظلة قال سبحان اللَّه ما تقول قلت: نكون عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يذكرنا بالجنة والنار كأنا رأي عين فإذا خرجنا من عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً قال أبو بكر رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ فوالله إنا لنلقى مثل هذا. فانطلقت أنا وأبو بكر حتى دخلنا على رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقلت: نافق حنظلة يا رَسُول اللَّهِ فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وما ذاك؟ قلت يا رَسُول اللَّهِ نكون عندك تذكرنا بالنار والجنة كأنا رأي عين فإذا خرجنا من عندك عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً. فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم والذي نفسي بيده لو تدومون على ما تكونون عندي وفي الذكر لصافحتكم الملائكة في فرشكم وفي طرقكم، ولكن يا حنظلة ساعة وساعة ثلاث مرات رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Rib’i Handzulloh ibnu Robi’Al Usaidi rodliyallohu anhu salah seorang sekretaris nabi shollallohu alaihi wasallam berkata : Abu Bakar menjumpaiku. Ia bertanya : bagaimana keadaanmu wahai Handzulloh ? aku berkata : Handzulloh munafiq. Abu bakar berkata : subhaanalloh apa yang engkau katakan tadi ? Aku berkata : bila kita berada di sisi rosululloh shollallohu alaihi wasallam beliau mengingatkan kita akan aljannah dan neraka maka seolah-olah kita melihat keduanya dengan kedua belah mata, akan tetapi manakala kita pulang yang kita lakukan adalah bercanda dengan istri dan anak dan pekerjaan akhirnya kita akan banyak lupa. Abu Bakar berkata : aku juga mengalami hal yang serupa. Lalu dan Abu bakar pergi hingga menemui rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aku Berkata : ya rosululloh Handzulloh munafiq. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : kenapa itu ? Aku berkata : ya rosululloh kalau kami berada di sisimu engkau mengingatkan kita akan aljannah dan neraka maka seolah-olah kita melihat keduanya dengan kedua belah mata maka bila kita pulang yang kita lakukan adalah bercanda dengan istri dan anak dan pekerjaan akhirnya kita akan banyak lupa. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : demi jiwaku yang ada di tanganNya seandainya kalian tetap seperti itu di sisiku dan dalam keadaan berdzikir maka malaikat akan menjabat tanganmu di tempat tidurmu dan di jalan, akan tetapi sesaat engkau perlu khusyu di sisiku dan sesaat engkau perlu bercanda dengan istri dan anakmu beliau ucapkan tiga kali [HR Muslim]

CIRI-CIRI WANITA AHLI SURGA

1. Bertakwa. 
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. 
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.  
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya. 
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.  
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata. 
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat. 
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.  
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.  
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.  
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk. 
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).  
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.  
14. Berbakti kepada kedua orang tua.  
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

KETIKA ALLAH BERKATA TIDAK

Ya Allah ambillah kesombonganku dariku
Allah berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."

Ya Allah sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat
Allah berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."

Ya Allah beri aku kesabaran
Allah berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."

Ya Allah beri aku kebahagiaan
Allah berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."

Ya Allah jauhkan aku dari kesusahan
Allah berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada Ku."

Ya Allah beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat
Allah berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."

Ya Allah bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku
Allah berkata... "Akhirnya kau mengerti !"

Kadang kala kita berpikir bahwa Allah tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali -- orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah.

Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.

Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek, lalu kita melihat tukang es. Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu. Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya. Karena Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.



  Written by Syahrir Ramadhan 

Allah Azza wa Jalla Ridha


At Taubah (9): 100
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١٠٠)
100. orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Al Bayyinah (98): 7-8
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (٧)جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (٨)
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Al Maaidah (5): 119
قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١١٩)
119. Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya [457]. Itulah keberuntungan yang paling besar”.
[457] Maksudnya: Allah meridhai segala perbuatan-perbuatan mereka, dan merekapun merasa puas terhadap nikmat yang telah dicurahkan Allah kepada mereka.
Al Fath (48): 18
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا (١٨)
18. Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).
Al Mujaadilah (58): 22
لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (٢٢)
22. kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.

AN-NAAS (MANUSIA)

AN-NAAS surat ke 114 : 6 ayat menerangkan tentang

ALLAH PELINDUNG MANUSIA DARI KEJAHATAN BISIKAN SYAITAN DAN MANUSIA.

yang artinya:katakanlah "aku berlindung kepada tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia
 raja manusia ,sembahan manusia,dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi ,yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari (golongan) jin dan manusia.


surat AN-NAAS adalah penutup yang menganjurkan manusia memohon perlindungan kepada ALLAH dari segala kejahata yang datang kedalam jiwa manusia dari jin dan manusia.

ISLAM RAHMATAN LIL 'ALAMIN


Agama Islam itu mempunyai 8 macam sifat yang tidak dimiliki oleh agama-agama lainnya. Oleh karena itu agama Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna di dunia ini. Kedelapan macam sifat tersebut adalah:
  1. Agama Islam itu adalah agama "fithrah"
  2. Agama Islam itu adalah: mudah, rational dan praktis
  3. Agama Islam itu mempersatukan antara kehidupan jasmani dan kehidupan rohani, dan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi
  4. Agama Islam itu menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi (individual) dan kehidupan bermasyarakat (sosial)
  5. Agama Islam itu adalah merupakan jalan hidup yang sempurna
  6. Agama Islam itu adalah bersifat universal dan manusiawi
  7. Agama Islam itu stabil dan berkembang
  8. Agama Islam itu tidak mengenal perubahan.      
Agama Islam itu Agama fithrah
Fitrah itu ada dua macam, yaitu "fithrah mukhallaqah" dan "fithrah munazzalah". Yang dimaksud dengan "fithrah mukhallaqah" adalah kejadian manusia yang terdiri dari tiga unsur jiwa, yaitu:
  1. Nafsu, yang gejalanya nampak pada tingkah laku lahiriah. Oleh karena manusia mempunyai nafsu, maka manusia juga disebut sebagai "homo animale".
  2. Akal fikiran atau kalbu atau rasio yang membuat manusia dapat berfikir dan memiliki keyakinan. Oleh karena manusia mempunyai ratio atau akal fikiran, maka manusia juga disebut sebagai"homo rationale".
  3. Hati nurani atau sarirah atau 'ainul bashirah, yang membuat manusia dapat memiliki budi pekerti. Oleh karena manusia sebagai makhluk yang berbudi pekerti, maka manusia disebut juga sebagai "homo somatica".
Adapun yang dimaksud dengan "fithrah munazzalah" adalah ajaran agama Islam yang terdiri dari tiga macam, yaitu:
  1. Ajaran tentang "iman" yang dipergunakan untuk membimbing manusia selaku "homo rationale"
  2. Ajaran tentang "islam" yang dipergunakan untuk membimbing manusia selaku "homo animale"
  3. Ajaran tentang "ihsan" yang dipergunakan untuk membimbing manusia selaku"homo somatica" 
Dalam Al Qur'an surat Ar Rum (S.30) ayat 30 Allah swt. berfirman sebagai berikut:
Artinya :"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fithrah Allah yang menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
Pengamalan dari ketiga macam ajaran agama Islam tersebut di atas, menurut pengarang dari kitab"Iiqaadhul Himam" syarah dari kitab "Al Hikam" adalah sebagai berikut:
وَعَمَـلُ الإِسْلاَمِ هِيَ الشَّرِيْعَةُ لِتَعْبُدَ اللهَ لإِصْلاَحِ ظَوَاهِرِكَ بِالتَّوْبَةِ وَالتَّـــــــــقْوَى وَالإِسْتِقَامَةِ . وَعَمَلُ الإِيْمَانِ هِيَ الطَّرِيْقَةُ لِتَقْصُدَ اللهَ لإِصْلاَحِ ضَمـَـــــــــائِرِكَ بِالإِخْلاَصِ وَالصِّدْقِ وَالطُّمَأْنِيْنَةِ . وَعَمَلُ الإِحْسَانِ هِيَ الْحَقِيْقَةُ لِتَشْهَدَ اللّــــــهَ لإِصْلاَحِ سَرَائِرِكَ بِالْمُرَاقَبَةِ وَالْمُشَاهَدَةِ وَالْمَعْرِفَةِ .
"Pengamalan "islam" adalah syari'at (dalam arti sempit), agar engkau dapat menyembah Allah, untuk memperbaiki tingkah laku lahirmu, dengan bertaubat, bertaqwa dan beristiqamah (melakukan ibadah secara terus menerus). Pengamalan "iman" adalah thariqat (bukan gerakan thariqat), agar engkau dapat menuju pada keridlaan Allah, untuk memperbaiki tingkah laku hatimu, dengan berbuat ikhlas, jujur dan pemantapan. Pengamalan "ihsan" adalah hakekat, agar engkau dapat menyaksikan keagungan Allah, untuk memperbaiki hati nuranimu, dengan muraqabah (selalu merasa diawasi Allah), musyahadah (mengamati kekuasaan Allah yang berlaku pada setiap makhluk-Nya) dan ma'rifat (menghayati keberadaan Allah melalui ciptaan-Nya).
Ketiga macam ajaran agama Islam tersebut di atas juga disebut "Risalah Islamiyah". Adapun sistem yang dijalankan oleh Nabi Besar Muhammad saw. dalam mengemban "risalah islamiyah" tersebut di atas adalah sebagai berikut :
  1. Selama kurang lebih 11 (sebelas) tahun lamanya, Nabi Besar Muhammad saw. menanamkan ketauhidan (keesaan) Tuhan (Allah) pada bangsa Arab yang berfaham polytheisme(mempercayai Tuhan sebanyak 360) melaui pendekatan rational; kemudian menggembleng ketauhidan mereka, sehingga dapat menjadi bangsa yang memiliki keyakinan "tauhid mutlak"atau "monotheisme absolut" yang sangat kuat.
  2. Nabi Besar Muhammad saw. mengajak para pengikutnya yang telah memiliki keyakinan tauhid mutlak yang sangat kuat untuk beribadah (menyembah) kepada Allah saja secara tekun dan istiqamah (terus-menerus), guna mendekatkan diri kepada-Nya.
  3. Nabi Besar Muhammad saw. melatih para pengikutnya yang telah memiliki keyakinan tauhid mutlak yang sangat kuat dan telah melakukan ibadah dengan istiqamah untuk mengamalkan budi pekerti yang mulia, agar dapat menjadi manusia yang sempurna (insan kamil).
Dengan system tersebut di atas, Nabi Besar Muhammad saw. dalam waktu yang kurang dari seperempat abad (~23 tahun), dengan biaya yang kurang dari 1% dari biaya revolusi Perancis, dengan korban yang kurang dari 1000 (seribu) orang, telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula merupakan bangsa yang paling bejat dalam bidang keyakinan, tertib hukum dan moral (akhlak) , menjadi bangsa yang memiliki keyakinan tauhid mutlak yang sangat kuat, sangat ta'at kepada hukum-hukum Islam dan memiliki budi pekerti yang luhur; yang kesemuanya itu merupakan perubahan sosial yang paling besar dalam sejarah kehidupan ummat manusia yang tidak ada tolok bandingannya. Inilah sistem yang paling tepat untuk dicontoh dalam membangun kepribadian seseorang maupun kepribadian sesuatu bangsa.
Dalam surat Al Ahzab ( S.33) ayat 21 Allah swt. telah berfirman :
Artiny :“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah"

Agama Islam itu agama yang mudah, rasional dan praktis
Mudah
Yang dimaksud dengan mudah, ialah bahwa tidak satupun dari bentuk-bentuk peribadatan dalam Islam yang sulit dan njelimet yang hanya dapat dimengerti dan dapat dikerjakan oleh tokoh-tokoh agama atau para alim ulama' saja. Setiap bentuk peribadatan dalam agama Islam dapat dimengerti dan dapat dikerjakan oleh setiap orang muslim, meskipun orang yang paling awam. Sampai-sampai masalah shalat yang lima kali sehari semalam, yang di antara rukun-rukunnya (pekerjaan-pekerjaan yang wajib dikerjakan) adalah bacaan "fatihah" dan "tasyahhud/tahiyyat", bagi orang yang sama sekali belum dapat membacanya (belum hafal atau belum mengenal huruf-huruf Al Qur'an, kedua bacaan tersebut boleh diganti dengan bacaan dzikir seperti bacaan:
لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ
Laa ilaaha illallaah.
Demikian pula halnya bacaan-bacaan yang dianjurkan selama melakukan thawaf dan sa'i dalam ibadah hajji, dapat diganti dengan bacaan shalawat Nabi. Dalam hal ini Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda:
إِنمَّاَ بُعِثْتُ بِالحَنِيْفِيَّةِ السَّمْحَةِ
Sesungguhnya saya diutus dengan agama yang lapang.
اَلدِّيْنُ يُسْــرٌ
Agama Islam itu mudah.
يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا
Mudahkanlah dan jangan kalian mempersulit.
Rasional
Yang dimaksud dengan rasional, ialah bahwa rukun-rukun Iman yang enam, yaitu:
  • Beriman kepada Allah.
  • Beriman kepada para malaikat Allah.
  • Beriman kepada kitab-kitab Allah.
  • Beriman kepada para utusan Allah.
  • Beriman kepada hari kiamat.
  • Beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan buruk dari Allah,
Antaranya ada tiga pokok aqidah Islamiyah yang harus berdasarkan akal fikiran yang sehat, yaitu:

Masalah keesaan Allah swt
Dalam agama Islam seseorang tidak dibenarkan untuk meyakini wujud Tuhan Allah Yang Maha Esa hanya berdasarkan keterangan orang lain. Akan tetapi keyakinan yang dimiliki itu harus berdasarkan pertimbangan akal fikirannya yang sehat atau berdasarkan dalil akal, meskipun secara global (garis besar). Misalnya andaikata di langit dan di bumi ini ada dua Tuhan, sedangkan masing-masing dari kedua Tuhan tersebut memiliki kekuasaan yang penuh, niscaya akan terjadilah pertempuran dan saling menghancurkan di antara kedua Tuhan tersebut untuk dapat menjadi Penguasa Tunggal di langit dan di bumi ini. Dan dengan demikian, maka seluruh benda langit dan bumi ini akan menjadi hancur lebur.
Padahal kenyataan menunjukkan bahwa benda-benda langit dan bumi ini masih ada dalam keadaan utuh. Jadi tidak mungkin di langit dan di bumi ini ada dua Tuhan yang masing-masing memiliki kekuasaan yang penuh. Andaikata di alam semesta ini ada dua Tuhan dan keduanya bersepakat untuk mengatur alam semesta, maka pastilah kesepakatan tersebut diambil karena kedua Tuhan itu lemah, atau salah satunya lemah. Jika demikian, maka yang bersifat lemah itu bukan Tuhan; karena tidak pantas Tuhan memiliki sifat lemah, sebab Dia harus memelihara dan mengatur alam se-mesta ini; dan tidak pantas pula untuk dipuja-puja, apalagi untuk disembah.
Dan jika di alam semesta ini ada dua Tuhan yang salah satunya berupa manusia yang dianggap sebagai anak Tuhan, seperti Nabi 'Uzair as. yang dianggap sebagai anak Tuhan oleh orang-orang Yahudi dan seperti Nabi Isa as. yang dianggap sebagai anak Tuhan yang tunggal oleh orang-orang Nasrani, maka hal itu sama sekali tidak dapat masuk akal fikiran yang sehat. Sebab jika sekiranya Tuhan itu dapat mempunyai anak yang berwujud manusia, sedangkan manusia itu adalah ciptaannya, niscaya bisa pula terjadi ada penjahit yang mempunyai anak berupa celana atau tukang kayu beranak kursi. Lebih-lebih lagi jika ada orang yang beranggapan bahwa ada manusia yang menjadi isteri Tuhan, niscaya akan ada sebuah patung yang menjadi isteri pemahatnya. Dalam Al Qur'an surat Al Anbiya' (S.21) ayat 22 Allah swt. berfirman:
لَوْ كِانِ فِيْهِمَا آلِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا ؛ فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّــا يَصِـــفُوْنَ
Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-Tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arasy dari pada apa yang mereka sifatkan".
Seorang ahli filsafat bangsa Yunani yang bernama Socrates berpendapat bahwa melalui hukum sebab dan akibat, maka alam semesta ini berasal dari "penyebab pertama" yang tidak diakibatkan oleh sebab yang lain. Penyebab pertama ini adalah Maha Esa; dan itulah Tuhan. Jadi Tuhan menurut Socrates adalah Penyebab Pertama (The Prime Cause). Menurut Aris-toteles, Tuhan itu bukanlah The Prime Cause, akan tetapi The Prime Mover (Penggerak Pertama) yang Maha Esa, yang Maha Sedia tanpa permulaan dan yang Maha Kekal tanpa kesudahan. Sedang menurut ahli filsafat bangsa Belanda yang bernama Berkely, Tuhan itu adalah "The Eternal Reality" (kenyataan dari hakekat wujud yang abadi); dan Dia adalah Maha Esa.
Karena keimanan kepada Allah swt. yang harus rational adalah hal yang paling pokok dalam agama Islam, maka Nabi Besar Muhammad saw. bersabda:
اَلدِّيْنُ هُوَ الْعَقْلُ لاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَقْلَ لَهُ
Agama itu akal dan sama sekali agama itu tidak dibenarkan bagi orang yang sama sekali tidak ada akal fikiran baginya".

Kerasulan Nabi Besar Muhammad saw.
Masalah kerasulan Nabi Besar Muhammad saw. adalah berdasar akal fikiran yang sehat. Sebab sampai sekarang belum ada seorang ahlipun yang berani menyatakan bahwa kitab suci Al Qur'an yang menjadi mu'jizat utama dari Nabi Besar Muhammad saw. itu adalah buatan manusia. Sejak Rasulullah Muhammad saw. menyatakan bahwa bukti dari ke-rasul-an beli-au adalah kitab suci Al Qur'an, kemudian kaum kuffar mengatakan bahwa mereka dapat membuat untaian kalimat yang seperti Al Qur'an, maka dengan spontan Allah swt. membe-rikan tantangan kepada mereka, sebagaimana tersebut dalam Al Qur'an surat Al Baqarah (S.2) ayat 23 - 24 sebagai berikut:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِىْ رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَائْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِنْ مِثْـــــــلِهِ ، وَادْعُوْا شُهَدَاءَكُـمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّــــقُوْا النَّارَ الَّتِىْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِيْنَ .
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan kamu tidak mungkin dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir".
Dan kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa sejak pertama kali Al Qur'an diturunkan sampai sekarang, mereka yang ingkar terhadap kebenaran Al Qur'an sebagai wahyu Allah swt. yang menjadi bukti dari kebenaran ke-rasul-an Nabi Besar Muhammad saw. tidak pernah mampu membuat tandingan Al Qur'an, meskipun mereka telah berusaha sekuat tenaga untuk hal tersebut, sebagaimana yang telah dilakukan oleh kaum orientalis Barat.
Masalah konsep kehidupan sesudah mati. Semua manusia yang hidup di dunia ini, tidak seorangpun yang mampu menjawab tujuh macam pertanyaan meskipun dia adalah orang yang paling jenius atau brilian atau paling cerdas otaknya. Ketujuh macam pertanyaan tersebut adalah:
  1. Dari mana sebelum manusia ini hidup di dunia?
  2. Mengapa manusia harus hidup di dunia?
  3. Siapa gerangan yang menghendaki kehidupan manusia di dunia ini?
  4. Untuk apa manusia harus hidup di dunia ini?
  5. Mengapa setelah manusia terlanjur senang hidup di dunia dia harus mati? Padahal tidak seorangpun yang senang mati.
  6. Siapa gerangan yang menghendaki kematian manusia?
  7. Ke mana gerangan nyawa manusia setelah mati?
Ketidakmampuan akal manusia menjawab tujuh macam pertanyaan tersebut adalah merupakan salah satu bukti yang nyata, bahwa manusia itu betapa pun cerdas akal fikirannya masih tetap memiliki kelemahan. Disamping kelemahan untuk menjawab tujuh macam pertanyaan tersebut, akal manusia juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang lain, yaitu:
  • ketidakmampuan akal manusia untuk mengetahui hakekat kebenaran Dapat dibuktikan dengan banyaknya teori kebenaran yang telah dikemukakan oleh para ahli filsafat
  • ketidak mampuan manusia untuk mengetahui hakekat dari kebahagiaan hidup Dapat dibuktikan oleh kehidupan yang merana dari orang-orang yang tergolong pandai.
Kelemahan akal fikiran tersebut adalah bukti yang nyata bahwa manusia hidup di dunia ini mutlak masih memerlukan "petunjuk". Dan petunjuk yang dapat dipertanggungjawabkan adalah petunjuk yang berasal dari Sang Pencipta akal manusia itu sendiri, yaitu Tuhan yang dalam agama Islam disebut "ALLAH". Sedangkan petunjuk yang diberikan oleh Allah itu disebut "Ad-Din" (agama). Dan petunjuk Allah swt. yang diberikan kepada Nabi Besar Muhammad melalui wahyu, kesemuanya telah terangkum dalam sebuah kitab suci "Al Qur'an". Dan dalam Al Qur'an inilah Allah swt. menyatakan bahwa semua manusia yang sudah mati akan dibangkitkan lagi pada hari kiamat. Dengan demikian maka terbuktilah sudah bahwa konsep kehidupan sesudah mati itu adalah rational.
Praktis
Yang dimaksud dengan praktis, ialah bahwa seluruh isi ajaran Al Qur'an dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap orang Islam yang telah memahami ma'na yang terkandung di dalamnya, karena Al Qur'an itu bukan teori yang sulit untuk dipraktekkan, melainkan tuntunan dari Allah swt. yang dipergunakan untuk membimbing kehidupan manusia hidup di dunia ini; sehingga mudah untuk dapat dipraktekkan.

Agama Islam itu mempersatukan kehidupan jasmani & rohani, dan antara kehidupan duniawi & ukhrawi
Agama Islam menuntut para pemeluknya untuk memperhatikan kepentingan jasmaninya dan sekaligus harus memperhatian kepentingan rohaninya; dan juga menuntut setiap muslim berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan juga kebahagiaan hidup di akhirat. Oleh karena itu setiap muslim diperintahkan untuk membaca do'a seperti yang diajarkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah (S.2) ayat 201 yang berbunyi :
... رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
" ... Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
Setiap muslim dilarang keras untuk meninggalkan urusan duniawiahnya karena menyibukkan diri dengan urusan akhirat; demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini Nabi besar Muhammad saw. telah bersabda:
لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لآخِرَتِهِ وَلاَ آخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَّى يُصِيْبَ جَمِيْعًا مِنْهُمَا
"Bukanlah yang paling baik dari kamu sekalian orang yang meninggalkan dunia nya untuk akhiratnya, dan bukan pula orang yang meninggalkan akhiratnya untuk dunianya; sehingga dia memperoleh keseluruhan dari keduanya (dunia dan akhirat)".
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Nabi besar saw. bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِىكُلٍّ خَيْرٌ،إِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَلاَ تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْأَنِّــيْ فَعَلْتُ كَذَا كَانَ كَذَا، وَلكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللهُ، وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ "لَوْ" تـَـــفْتَحُ عَمَـــــلَ الشَّيْطَانِ.
"Orang mu'min yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada orang mu'min yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Tamaklah engkau pada apa saja yang memberi manfa'at dikau. Mintalah tolong kepada Allah dan jangan pesimis (merasa lemah). Dan jika ada sesuatu yang menimpa engkau, janganlah engkau berkata: "Andaikata aku melakukan begini, niscaya akan terjadi begini; akan tetapi katakanlah: "Allah telah menentukan (mentakdirkan), dan apa yang Dia kehendaki Dia kerjakan, karena kata-kata "andaikata" itu membuka peluang bagi pekerjaan Syaithan".
Dalam hadits tersebut di atas, Rasulullah saw. menetapkan bahwa orang mu'min yang kuat itu lebih utama dari pada orang mu'min yang lemah dan lebih dicintai oleh Allah swt. Dan bahwa pada masing-masing dari keduanya terdapat sebahagian dari kebaikan, yaitu karena beriman. Kemudian Rasulullah saw. secara global menerangkan bahwa kekuatan itu terletak pada empat faktor, yaitu:
  1. Tamak terhadap setiap sesuatu yang bermanfa'at.
  2. Memohon pertolongan kepada kekuatan Allah swt. yang tidak dapat dilemah-kan oleh sesuatupun.
  3. Terus menerus menghadapi pekerjaan dengan tekun, pantang menyerah dan tanpa merasa lemah (pesimis)
  4. Sabar pada waktu tertimpa musibah tanpa membiarkan dirinya dipermainkan oleh angan-angan dan tidak tunduk kepada godaan Syaithan.
Faktor yang pertama menuntut setiap mu'min untuk selalu sadar terhadap setiap kesempatan yang dapat dipergunakan dan diambil faedahnya. Setiap sesuatu yang memberi manfa'at orang mukmin dalam kehidupan di dunia ini dan kehidupan di akhirat, wajib bagi setiap mu'min untuk tamak terhadapnya dan bekerja untuk mendapatkannya.
  • Terhadap harta, wajib bagi setiap mu'min untuk mengusahakannya dari jalan yang halal.
  • Terhadap pangkat, wajib bagi setiap mu'min untuk mengerahkan kemampuannya guna men capainya dengan cara yang wajar dan baik.
  • Terhadap ilmu-ilmu pengetahuan yang bermacam-macam yang dapat dipergunakan untuk memajukan alam dan mempersiapkan sarana-sarana kehidupan yang mulia bagi manusia, seperti ilmu kedokteran, teknik dan pendidikan misalnya, maka wajib bagi semua orang mu' min untuk tidak menyimpan kemampuannya dalam mempelajari dan mengabdinya.
  • Terhadap akhlak-akhlak yang mulia yang dapat diperoleh dengan ujian, mengekang nafsu dan bersabar, maka wajib bagi orang-orang mu'min untuk memperoleh bagian yang terbesar.
  • Terhadap agama dan ilmu-ilmu agama, maka yang jelas setiap mu'min wajib menyangatkan ketamakannya untuk menjadi bekal bagi kehidupannya di akhirat; dan harus bekerja dengan sekuat tenaga untuk mengambil faedah dari ilmu-ilmu agama tersebut bagi kehidupannya di dunia, karena ilmu-ilmu agama tersebut dapat mendidik jiwa, membangkitkan semangat dan mempertajam hati.
Faktor yang kedua, yaitu memohon pertolongan Allah, adalah menyadarkan setiap mu'min terhadap pekerjaan yang tidak menyibukkan dirinya dari mengingat Allah; bahkan pekerjaan itu lebih pantas untuk menyibukkan dirinya mengingat Tuhannya. Sebab setiap kali seseorang mukmin menekuni sesuatu pekerjaan, maka akan tersingkap baginya bahwa kemampuannya sebagai manusia adalah terbatas dan bahwa kekuatannya jauh berkurang untuk mencapai cita-citanya. Jadi tidak boleh tidak dia harus mendapatkan pertolongan dan bantuan Allah swt. yang dapat menuntunnya, menunjukkan jalannya dan memberinya kesabaran dalam menekuni pekerjaan, agar dapat sampai kepada apa yang diinginkan keberhasilan dari cita-citanya berkat pekerjaan dan jerih payahanya. Sehingga betapun banyak rintangan dan kesulitan yang dihadapinya, tidak akan dapat menghalanginya.
Oleh karena setiap mu'min selalu memerlukan pertolongan Allah inilah, maka Allah swt. memerintahkan kepada kita sekalian untuk membaca pada setiap raka'at dari setiap shalat:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepadamu kami menyembah dan hanya kepadamu kami memohon pertolongan.
Dan Allah memerintahkan orang-orang mu'min yang sedang berperang melawan musuh untuk mengingat Tuhan mereka, bahkan agar lebih banyak mengingat Nya. Dalam surat Al Anfal (S.8) ayat 45, Allah swt. telah berfirman:
يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا لَقِيْتُمْ فِئَةً فَاثْبُتًوْا، وَاذْكُرُوْا اللهَ كَثِيْرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung".
Untuk faktor yang ketiga ini, kami ketengahkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. dalam do'a beliau selalu mengucapkan:
أَللّهُمَّ إِنِّىْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْك‍سَ‍لِ وَالجْبْنِ وَالْبُخْلِ
Ya Allah, sesungguhnya hamba memohon perlindungan kepada-Mu dari sifat pesimis, malas, licik dan kikir. Dari do'a Rasulullah saw. tersebut dapat diambil pengertian bahwa Agama Islam itu membenci sifat malas, memerangi sifat berpura-pura tawakkal (tawakkal=berserah diri kepada Allah) dan tidak rela apabila orang mu'min itu menjadi lemah sehingga dihina orang lain atau menjadi pemalas sehingga meminta-minta kepada orang lain atau menjadi penganggur se-hingga menjadi orang yang tidak berguna; padahal orang mukmin itu seharusnya melebihi orang lain, menjadi orang yang kaya dan orang yang mulia.
Faktor yang keempat adalah menutup pintu lamunan dan angan-angan yang batal, karena orang mu'min itu wajib menyiapkan dirinya untuk kehidupan di hari esok dan bukan untuk hari kemarin. Dan hendaklah orang mukmin itu mengerjakan pekerjaan yang sedang dihadapi dan jangan menjadi orang yang bermimpi dan tertipu oleh angan-angan dan lamunan. Jika setiap manusia dalam kehidupan di dunia ini kadang-kadang dihadapkan kepada kegagalan dari usahanya dan pada suatu ketika menjadi sasaran dari kejadian-kejadian, maka hendaklah dia menghadapi apa yang merintangi jalannya dengan jiwa mu'min yang sejati, yaitu menyadari bahwa rintangan tersebut adalah sudah menjadi ketentuan dan kehendak Allah yang tidak dapat dielakkan kejadiannya, sehingga dia harus mengulangi bekerja dan berusaha dengan keyakinan akan sampai pada sasaran tujuannya.
Sesungguhnya setiap mu'min itu wajib memiliki keyakinan bahwa ketentuan Allah swt. itu tidak mungkin berubah seandainya dia mengerjakan selain apa yang telah dikerjakan. Misalnya: Penyakit yang menjadi sebab kematiannya adalah tidak mungkin dapat sembuh andaikata ada dokter lain yang mengobati. Putusan pengadilan yang merugikan dirinya adalah tidak mungkin membawa keberuntungannya andaikata ada seorang pembela yang masyhur yang membela.
Jika demikian, maka tidaklah bijaksana, bahkan tidak benar apabila ia mengatakan: "Andaikata perkara itu demikian, maka akan terjadi demikian. Yang bijaksana adalah jika dia meninggalkan apa yang sudah terjadi agar perhatiannya sepenuhnya dapat ditujukan kepada apa yang akan terjadi, seluruh kemampuannya dikerahkan untuk bekerja; sehingga apa yang telah lewat tidak menjerumuskannya dalam jurang penyesalan dan tidak mengajaknya bercumbu rayu dengan Syaithan dalam lamunan yang tidak membuahkan kecuali penyesalan yang sia-sia dan kesibukan hati dengan hal-hal yang tidak berfaedah serta menyia-nyiakan waktu dalam hal-hal yang tidak membuatnya kaya.

Agama Islam menjaga keseimbangan antara kehidupan individual dan bermasyarakat
Agama Islam melarang setiap pemeluknya untuk mementingkan dirinya sendiri tanpa mau memperdulikan keadaan masyarakat sekelilingnya; dan demikian pula sebaliknya, agama Islam juga melarang para pemeluknya untuk mementingkan urusan masyarakat dengan jalan menelantarkan kepentingan pribadinya. Jadi agama Islam tidak sejalan dengan faham "egoistic hedonism" yang menyatakan bahwa kebenaran itu ialah apa yang menyenangkan diri pribadi meskipun menyengsarakan orang banyak. Dan juga tidak sependapat dengan aliran "universalistic hedonism"yang berfaham bahwa kebenaran itu adalah yang membahagiakan masyarakat banyak meskipun dirinya sendiri mengalami kesengsaraan. Tetapi agama Islam adalah menengahi antara keedua faham dalam aliran filsafat tersebut (egoistic hedonism dan universalistic hedonism). Dalam hal ini Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda dalam hadits-hadits beliau yang antara lain:
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
"Tidak boleh membuat kesengsaraan dirinya sendiri dan juga tidak boleh membuat kesengsaraan orang lain"
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِىْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ اِلَى جَنْبِهِ . رَوَاهُ الْحَاكِمُ وَالْبَيْهَقِيُّ
"Bukanlah orang yang beriman, orang yang kenyang, sedangkan tetangga di sebelahnya kelaparan".
مَنْ كَانَ عِنْدَهُ فَضْلُ ظَهْرٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لاَ ظَهْرَ لَهُ، وَمَنْ كَانَ عِنْدَهُ فَضْــلُ زَادٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لاَ زَادَ لَهَ . قَالَ أَبُوْ سَعِيْدٍ ( رَاوِى الحْدِيْثِ ) : فَذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ مَا ذَكَرَ حَتَّى رَأَيْنَا أَنَّــــــهُ لاَ حَقَّ لأَحَدٍ مِنَّا مِنَ الْفَضْلِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَأَحْمَدُ وَأَبُوْ دَاوُدَ
"Barangsiapa yang mempunyai kelebihan tempat duduk di kendaraannya, maka hendaklah dia memberikan kepada orang yang sama sekali tidak mendapatkan kendaraan. Dan barangsiapa yang mempunyai kelebihan bekal, maka hendaklah dia memberikan kepada orang yang sama sekali tidak mempunyai bekal. Abu Sa'id (perawi hadits) berkata: Kemudian Rasulullah saw. menuturkan jenis-jenis harta sebagaimana yang telah beliau tuturkan, sehingga kami (para sahabat) berpendapat bahwa sesungguhnya sama sekali tidak ada hak pakai bagi salah seorang dari kita terhadap kelebihan".
Hadits di atas memberi petunjuk kepada kita sekalian akan hal-hal berikut:
  • Saling membantu dalam memenuhi tuntutan hidup dan keperluan-keperluannya adalah tiang utama dalam agama Islam, sehingga semua muslim diwajibkan untuk saling membantu dan masing-masing dari kita diwajibkan memberikan kelebihan yang dimilikinya kepada saudaranya sesama muslim yang memerlukannya.
  • Agama Islam menjamin setiap manusia akan hak hidupnya, makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, pendidikan dan pengobatan. Barangsiapa yang tidak mampu untuk mendapatkan hak-hak hidup tersebut, maka wajib bagi orang yang mampu untuk membantu mendapatkannya dan memberinya apa yang lebih dari hajatnya sendiri.
  • Agama Islam memerangi penimbunan dengan segala macam bentuknya; karena dalam penimbunan tersebut terdapat pengkhianatan bagi kelebihan harta benda yang tidak dibenarkan oleh syari'at Islam. Islam juga memerangi perbuatan riba, karena perbuatan riba itu bukanlah pertolongan, bahkan riba (pinjaman dengan bunga) itu sesungguhnya merupakan pengkhia-natan yang jelek sekali bagi hajat manusia. Islam memerangi perjudian, lotre dan gadai dengan bunga. Karena harta yang dipergunakan dalam hal-hal tersebut adalah kelebihan dari pemi-liknya, sedangkan seseorang tidak berhak untuk mempergunakan kelebihan yang dimilikinya selain memberikan kepada orang yang berhak mempergunakannya.
  • Agama Islam mewajibkan pemberian upah pekerja pada batas minimal yang tidak boleh kurang dari batas tersebut, yaitu jumlah yang dapat menjamin karyawan dan keluarganya pada kehidupan yang normal.
Jadi menurut agama Islam, orang mu'min yang sejati ialah orang yang telah merasakan dirinya sebagai anggauta mesyarakat, sehingga kebahagiaan masyarakat adalah kebahagiaan bagi dirinya dan kesengsaraan masyarakat adalah kesengsaraan bagi dirinya. 

Agama Islam itu adalah merupakan jalan hidup yang sempurna
Karena agama Islam itu mengatur hubungan setiap muslim dengan:
  • Tuhannya yang telah menciptakan dirinya dan menganugerahinya dengan berbagai macam kenikmatan yang tidak dapat dihitung jumlah dan macamnya. Hubungan ini harus dilakukan dengan baik, yaitu dengan jalan beribadah dan menyembah hanya kepadaNya, men-taati segala macam perintah dan larangan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu-pun.
  • Dirinya sendiri, dengan jalan memberikan makanan halal agar jiwanya dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman; dan makanan yang bergizi agar badannya selalu sehat, serta harus mengobatinya apabila sakit. Agama Islam melarang setiap muslim merusak jiwanya dengan makanan yang haram misalnya dan merusak jasmaninya dengan minuman arak.
  • Sesama manusia yang dalam hal ini dibedakan antara seseorang dengan orang tuanya, dengan orang lain yang lebih tua, dengan keluarganya, dengan teman sebaya, dan dengan orang yang lebih muda, dengan tetangganya dan lain sebagainya.
  • Dengan sesama makhluk yang bernyawa. Agama Islam memperbolehkan menyembelih binatang yang dagingnya boleh dimakan, akan tetapi dalam menyembelih tersebut tidak boleh dilakukan dengan menyiksa binatang yang akan disembelih. Demikian pula agama memperbolehkan membunuh binatang buas yang membahayakan dan binatang-binatang yang merusak/mengganggu, namun tidak boleh dilakukan dengan jalan menyiksa.
  • Alam semesta dan lingkungan hidupnya. Agama Islam mempersilahkan setiap orang untuk memanfa'akan apa saja yang diciptakan Allah di alam semesta ini, akan tetapi pemanfaatan tersebut tidak boleh dilakukan dengan mendatangkan pencemaran bagi lingkungan hidup, lebih-lebih dengan jalan yang mendatangkan kerusakan bagi eko system dari alam semesta ini.
Dalam surat Al 'Ashr ayat 1 - 3 Allah swt. berfirman:
بسم الله الرحمن الرحيم . وَالْعَصْرِ . إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِى خُسْرٍ . إِلاَّ الَّــذِيْنَ آمَنُـــــــوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالْصَــــــبْرِ .
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran".
Yang dimaksud dengan mengerjakan amal saleh di sini adalah berbuat baik kepada Allah swt, diri sendiri, sesama manusia, sesama makhluk hidup dan alam semesta seperti tersebut di atas

Agama Islam adalah universal dan manusiawi
Yang dimaksud dengan universal ialah bahwa Nabi Besar Muhammad saw. adalah diutus oleh Allah untuk seluruh ummat manusia di permukaan bumi ini; dan bukan untuk sesuatu bangsa sebagaimana Nabi Musa as dan Nabi Isa as. yang diutus untuk bangsa Yahudi, atau Bani Israil saja. Hal ini terbukti dengan seruan Al Qur'an kepada ummat Nabi Besar Muhammad saw. dengan seruan:
يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا
Wahai orang-orang yang beriman!
atau dengan seruan:
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ
Wahai manusia!
Dalam Al Qur'an surat Al Anbiya' (S.21) ayat 107 Allah swt. berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ اِلاَّ رَحْـــمَةً لِلْعَــــالَمِيْنَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
Nabi Besar Muhammad saw. sama sekali tidak pernah memanggil pengikutnya dengan panggilan: Wahai bangsa Arab, atau bangsa lainnya. Bahkan dalam salah satu Hadits Nabi Besar Muhammad saw. pernah bersabda:
لاَ فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ اِلاَّ بِالتَّقْوَى
Sama sekali tidak ada kelebihan bagi bangsa Arab atas bangsa lainnya, kecuali sebab ketaqwaan.
Dalam Al Qur'an surat Al Hujurat ( S.49 ) ayat 13 Allah swt. berfirman:
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا، إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ ، إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ .
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
Yang dimaksud dengan manusiawi ialah bahwa tidak satupun dari ajaran-ajaran Islam yang apabila dikerjakan dengan baik, akan mendatangkan kesengsaraan atau kecelakaan pada orang yang mengerjakannya. Misalnya saja masalah puasa yang nampaknya memberatkan, ternyata agama Islam memberikan keringanan boleh dihutang dan boleh dibayar pada waktu yang lain, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
  • Karena bepergian jauh dengan jarak tempuh minimal 98 km; bepergian tersebut bukan untuk maksiat; berangkat dari rumah sebelum masuk waktu subuh, atau sesudah masuk waktu subuh akan tetapi di tengah-tengah perjalanan ternyata benar-benar tidak kuat meneruskan puasa.
  • Karena sakit parah yang menurut keterangan dokter ahli yang beragama Islam atau berdasarkan pengalaman seseorang tidak mampu menjalankan ibadah puasa.
  • Karena terlalu tua dan sudah pikun (pelupa), boleh tidak berpuasa dengan mengganti membayar fidyah (sedekah) berupa makanan pokok sebanyak 1 (satu) kati untuk setiap hari.
  • Karena pekerjaannya sebagai penyelam atau pengambil pasir yang pantatnya terendam dalam air, maka boleh berhutang puasa kalau sekiranya ada waktu lain untuk membayarnya. Dan jika tidak ada waktu lain, maka boleh menggantinya dengan membayar fidyah untuk setiap hari dengan satu kati makanan pokok yang berlaku di daerahnya.
  • Karena hamil atau menyusukan anak; maka jika mengkhawatirkan kesehatan anaknya, boleh berhutang puasa dengan membayar puasa di hari lain dan membayar fidyah satu kati bahan makanan pokok. Dan jika karena memang dirinya sendiri yang tidak kuat, maka hanya berkewajiban membayar puasa di hari lain saja.
Disamping itu agama Islam melarang seseorang berpuasa dua hari atau lebih berturut-turut tanpa berbuka puasa, karena hal itu termasuk menyengsarakan diri yang dilarang oleh Islam.
Dalam Al Qur'an surat Thaha (S.20) ayat 1 - 6 Allah swt. berfirman:
بـســــم الله الرحمن الرحيم. طه. مَا أَنْزَلْنَا اِلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى. اِلاَّ تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى . تَنْزِيْلاً مِمَّنْ خَلَقَ الأَرْضَ وَالسَّموَاتِ الْعُلَى.اَلرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشَ اسْتَوَى. لَهُ مَا فِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضَ وَ‍ مَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى .
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Thaahaa (salah satu nama dari nama-nama Nabi Besar Muhammad saw.). Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah (celaka), tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di 'Arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang ada di antara keduanya dan semua yang dibawah tanah ".

Agama Islam itu stabil dan berkembang
Yang dimaksudkan ialah bahwa pokok-pokok ajaran Al Qur'an adalah stabil karena petunjuknya bersifat azali sedang pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi dan domisili. Dalam hal ini Yustice Cordoza menyatakan sebagai berikut:
"Kebutuhan terbesar zaman kita sekarang adalah satu falsafah yang dapat menengahi antara tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan mengenai stabilitas dan kemajuan serta memenuhi prinsip perkembangan. Dan ternyata agama Islam dapat memberikan satu ideologi yang memuaskan tuntutan-tuntutan stabilitas dan perkembangan dan perubahan sekaligus."

Agama Islam itu tidak mengenal perubahan
Maksudnya ialah bahwa ajaran-ajaran agama Islam terpelihara dari perubahan. Buktinya ialah telah 14 abad lebih kitab suci Al Qur'an tetap terpelihara keasliannya.
Prof. Reynold A. Nicholson dalam bukunya "Literary History of The Arabic" halaman 413 menyatakan:
Al Qur'an adalah suatu dokumen kemanusiaan yang luar biasa, menerangkan setiap fase hubungan Muhammad dengan segala kejadian yang dihadapinya selama hidupnya, sehingga kita mendapat bahan yang unik dan tahan uji keasliannya, sehingga kita dapat mengikuti perkem-bangan Islam sejak permulaannya sampai sekarang. Semua itu tidak ada bandingannya dalam agama Budha atau Kristen, maupun dalam agama-agama lainnya.

KETIKA CINTA ITU TERSAMBUT YA, RASULULLAH

Saya Copas dari kiriman : Syarifah Miftahul J AzZahir Salam bagimu, Ya Rasulullah.. Rindu kami padamu Ya Rasul' ...Rindu tiada terperi, Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizin Allah SWT, tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita... Beliau datang dengan tersenyum dan wajah bersih berseri didepan pintu rumah kita. Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan merasa sangat berbahagia; memeluk beliau erat-erat, lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian tentunya kita akan memohon dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari dirumah kita. Beliau tentu tersenyum... Namun, barangkali pula kita meminta Rasulullah SAW menunggu sebentar didepan pintu karena kita teringat CD dan play station yang ada diruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkannya ke dalam. Beliau tentu tersenyum... Atau barangkali kita teringat pada gambar yang mengumbar aurat yang sengaja kita pajang diruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang dengan tergesa-gesa. Beliau tentu tersenyum... Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada diruang samping dan kita letakkan diruang tamu. Beliau tentu tersenyum... Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap dirumah kita? Barangkali kita akan teringat bahwa adik atau ponakan kita lebih hafal lagu ketimbang menghafal Shalawat kepada Rasulullah SAW Barangkali kita menjadi malu karena adik kita...atau ponakan kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW, karena kita lupa dan lalai mengajari mereka Beliau tentu tersenyum... Barangkali kita menjadi malu karena adik atau ponakan kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah SAW dan Sahabat, namun hafal diluar kepala nama tokoh film kartun kesukaannya Barangkali kita terpaksa menyulap satu kamar menjadi ruang shalat Barangkali kita baru sadar bahwa para wanita dirumah kita tidak memiliki satupun pakaian yang pantas dipakai untuk berhadapan dengan Rasulullah SAW Beliau tentu tersenyum... Belum lagi koleksi buku kita dan adik kita Belum lagi koleksi kaset kita dan adik kita Belum lagi koleksi poster dikamar kita dan adik kita Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Beliau tentu tersenyum... Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk didepan televisi Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tak pernah menjalankan shalat sunnah Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tak bisa membaca Al Qur'an Barangkali kita menjadi malu karena kita tidak mengenal tetangga sebelah rumah kita Beliau tentu tersenyum... Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan nama tukang sampah yang setiap hari lewat didepan rumah kita Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan nama penjaga mesjid di kampung kita Betapa senyum beliau masih ada disitu Bayangkan apabila Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul didepan pintu rumah kita... Apa yang akan kita lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap dirumah kita? ...Ataukah akhirnya dengan berat hati kita akan menolak beliau berkunjung kerumah kita karena hal itu akan membuat kita repot dan malu? Maafkan kami Ya Rasulullah.. Masihkah beliau tersenyum? Senyum pilu.. Senyum sedih.. Dan senyum getir.. Masya Allah.. Betapa memalukannya kehidupan kita saat ini dimata Rasulullah SAW Apalagi kepada yang mengutus beliau? Wallahu 'alam.. Semoga shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepada beliau, keluarga, sahabat dan umat yang rindu terhadap beliau.. Amiin ... Salam bagimu, Ya Rasulullah....


copy paste :catatan temen di facebook....

KEUTAMAAN HARI JUM'AT


Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman..

Wahai kaum muslimin ....Allah l telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan dariny

Abu Hurairah zmeriwayatkan, Rasulullah bersabda:
"Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk". (HR. Muslim)

Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas.

Allah l memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (QS. 62:9)


Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).

KEUTAMAAN HARI JUM'AT

1. Hari Terbaik
Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah y bersabada: "Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at

2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo'a.
Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda: " Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah y mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih)

Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390).

3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.
Ibnu Qayyim berkata: "Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya". Hadits dari Ka'ab z menjelaskan: "Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)

4. Hari tatkala Allah l menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.
Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: "Dan Kami memiliki pertambahannya" (QS.50:35) mengatakan: "Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum'at".

5. Hari besar yang berulang setiap pekan.
Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah y bersabda:
"Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum'at hendaklah mandi terlebih dahulu ......". (HR. Ibnu Majah)

6. Hari dihapuskannya dosa-dosa
Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah y bersabda: "Siapa yang mandi pada hari Jum'at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum'at". (HR. Bukhari).

7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum'at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
Aus bin Aus z berkata: Rasulullah y bersabda: "Siapa yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah". (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah).

8. Wafat pada malam hari Jum'at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah y bersabda:"Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum'at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur". (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani).